[DRAMA REVIEW] Monstrous (2022) - Drama Zombie Berkedok Genre Mistis

Juni 11, 2022

Di tengah kebosanan akibat semua drama on-going favorit sudah habis ditonton, akhirnya saya mencoba-coba nonton drama lain yang sebenarnya tidak cukup membuat saya tertarik, salah satunya “Monstrous” yang diproduksi streaming service Korea, TVING. 

Sebenarnya drama ini cukup menjanjikan karena jajaran aktornya yang berkualitas, seperti Koo Gyo-Hwan yang mencuri perhatian lewat karakter tentara nyentriknya di D.P. (Netflix, 2021), lalu Shin Hyun-Bin yang sebelumnya membintangi Hospital Playlist (Netflix, 2020-2021), juga Kwang Dong-Yeon dan Nam Da-Reum, dua aktor muda yang wajahnya sudah lama mewarnai layar kaca sejak mereka masih bocah. Oiya, ada juga Pak Ho-San yang memikat saya sejak Prison Playbook (tvN, 2017).

Namun, tema mistislah yang membuat saya agak jengah dengan drama ini karena memang bukan selera saya. Ceritanya berpusat pada sebuah patung Budha yang terkutuk. Kedua matanya ditutup dengan kain bermantra karena siapa pun yang melihatnya akan berhalusinasi tentang memori terburuknya. Patung yang sudah lama disegel dan dikubur ini akhirnya ditemukan kembali. Karena tidak tahu perihal asal-usulnya, pemerintah setempat justru memerintahkan untuk membuka segelnya dan berencana memamerkannya sebagai objek wisata. Keanehan mulai muncul pada setiap orang yang sempat melihat mata patung itu. Tak lama kemudian, turunlah hujan berair hitam di Distrik Jinyang yang menjadi setting drama ini. Semakin banyaknya orang yang bersikap tak wajar membuat pemerintah nasional menduga telah terjadi penyebaran virus tak dikenal karena hujan tersebut sehingga Distrik Jinyang pun ditutup.

Jung Ki-Hoon (Koo Gyo-Hwan) yang merupakan seorang arkeolog melihat bahwa fenomena ini berkaitan dengan ditemukannya patung tersebut. Ia pun menyusup ke Jinyang untuk menyelamatkan mantan istrinya, Lee Soo-Jin (Shin Hyun-Bin) yang menyepi di sana setelah kematian anak semata wayang mereka. Keduanya, dibantu seorang polwan dan sekelompok biksu akhirnya bekerja sama untuk menghentikan kekacauan tersebut.

Terus terang, saya menonton tanpa mencari tahu terlebih dahulu soal drama ini (sekadar mengecek trailernya) sehingga saya kaget ketika panjang tiap episodenya hanya 40 menit, ceritanya berjalan dengan sangat cepat, dan akhirnya selesai setelah 6 episode (padahal panjang drama pada umumnya 16 episode dengan durasi 1 jam tiap episode). Mungkin saya bias, tetapi saya rasa latar belakang cerita yang disiapkan terlalu besar untuk dieksekusi dalam format ini karena akhirnya terasa nanggung dan banyak potensi nampak belum disentuh, khususnya pada tokoh-tokoh pendukung.

Dari segi konteks, sebenarnya banyak isu menarik yang diangkat, seperti kepala daerah yang tidak kompeten dan tren peralihan desa-desa pertanian menjadi desa wisata. Namun, itu semua akhirnya dengan gampangnya diselesaikan dalam sebuah zombie apocalypse. LMAO. Jujur, awalnya saya agak optimis fenomena mistis yang ditampilkan akan lebih menarik dan berbeda, misalnya seperti dalam The School Nurse Files (Netflix, 2020). Namun, ketika semua orang yang kesurupan mulai bunuh-bunuhan, saya langsung tepok jidat. Aduh, capek, deh. (Mohon maaf, kepada para penikmat tema zombie, saya memang suka genre ini, but, come one~)

Penyelesaian drama ini juga terasa antiklimaks dan phase-nya seperti diseret-seret sehingga ketegangannya hilang. Beberapa karakter seperti Lee Soo-Jin yang juga seorang arkeolog dan para biksu juga kurang mendapatkan ruang yang cukup untuk berkembang dan beraksi.

Meski ada indikasi drama ini akan berlanjut di musim kedua, hal tersebut tidak bisa menjustifikasi kekurangan-kekurangan yang ada dalam naskah ini. Hal tersebut sangat disayangkan melihat tata produksi, performa aktor, dan penyutradaraan yang sebenarnya cukup menjanjikan.

67/100

You Might Also Like

0 comment

Subscribe